Kata-kataku pada sang tingkap,
“selamat siang”,
Kata-kataku pada jam dinding,
“selamat siang”,
Kata-kataku pada keyboard,
“s.e.l.a.m.a.t. s.i.a.n.g.”,
Kata-kataku pada sang kekasih,
Diam. Senyum. Tergamam.
Hanya mampu memanjatkan doa untuk sang makhluk,
Dan juga kepada kekasih Allah,
Yang ku harap cuma,
Rasa kasih, rasa cinta, rasa belai,
Kekasihku dalam alam yang halal.
Bukankah itu lebih mendalam, lebih bebas,
Ucapan “selamat siang” untuk sang hallal,
Di atas katil di kala momen-momen indah terpalit tanpa rasa
jemu,
Ibarat jemu cinta monyet bodoh,
Lesu dengan kata cinta, kasih yang picisan,
Yang kosong, tidak faham makna,
Aku hanya berharap “selamat siang” dari yang hallal,
Cara yang hallal,
Itu
lebih manis bukan? J
No comments:
Post a Comment